Pernikahan
Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah masyarakat patrilinial
yang terdiri atas marga / suku yang tidak terikat secara geometris
dan teritorial, yang selanjutnya telah menjadi satu dengan suku-suku lain
di Indonesia. Mereka kebanyakan masih membawa dan mempercayai adat
leluhurnya. Tulisan ini membahas dua upacara adat yang cukup dominan dalam kehidupan yaitu tentang adat pernikahan dan adat kematian.
ADAT PERNIKAHAN
leluhurnya. Tulisan ini membahas dua upacara adat yang cukup dominan dalam kehidupan yaitu tentang adat pernikahan dan adat kematian.
ADAT PERNIKAHAN
Upacara pernikahan merupakan adat perkawinan yang didasarkan atas
dan bersumber kepada kekerabatan, keleluhuran dan kemanusiaan
serta berfungsi melindungi keluarga. Upacara pernikahan tidaklah
dilakukan secara seragam di semua tempat, tetapi terdapat berbagai variasi
menurut tempat diadakannya; yaitu disesuaikan dengan pandangan mereka pada
adat tersebut dan pengaruh adat lainnya pada masa lampau.
Umumnya orang-orang Tionghoa yang bermigrasi ke Indonesia membawa
adat
istiadat dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Salah satu adat yang seharusnya mereka taati adalah keluarga yang satu marga (shee ) dilarang menikah,karena mereka dianggap masih mempunyai hubungan suku. Misalnya : marga Lie dilarang menikah dengan marga Lie dari keluarga lain, sekalipun tidak saling kenal. Akan tetapi pernikahan dalam satu keluarga sangat
diharapkan agar supaya harta tidak jatuh ke orang lain. Misalnya : pernikahan dengan anak bibi (tidak satu marga, tapi masih satu nenek moyang).
istiadat dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Salah satu adat yang seharusnya mereka taati adalah keluarga yang satu marga (shee ) dilarang menikah,karena mereka dianggap masih mempunyai hubungan suku. Misalnya : marga Lie dilarang menikah dengan marga Lie dari keluarga lain, sekalipun tidak saling kenal. Akan tetapi pernikahan dalam satu keluarga sangat
diharapkan agar supaya harta tidak jatuh ke orang lain. Misalnya : pernikahan dengan anak bibi (tidak satu marga, tapi masih satu nenek moyang).
Ada beberapa yang sekalipun telah memeluk agama lain, seperti
ka****k
namun masih menjalankan adat istiadat ini. Sehingga terdapat perbedaan di dalam melihat adat istiadat pernikahan yaitu terutama dipengaruhi oleh adat lain, adat setempat, agama, pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing.
namun masih menjalankan adat istiadat ini. Sehingga terdapat perbedaan di dalam melihat adat istiadat pernikahan yaitu terutama dipengaruhi oleh adat lain, adat setempat, agama, pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing.
UPACARA-UPACARA YANG DILAKSANAKAN DALAM PERNIKAHAN
Pesta dan upacara pernikahan merupakan saat peralihan
sepanjang kehidupan manusia yang sifatnya universal. Oleh karena itu,
upacara perkawinan selalu ada pada hampir setiap kebudayaan. Demikian
pula halnya dengan adat pernikahan orang Tionghoa yang mempunyai
upacara-upacara antara lain :
A.
Upacara menjelang pernikahan :
Melamar : Yang memegang peranan penting pada acara ini adalah mak comblang. Mak comblang biasanya dari pihak pria.
Penentuan : Bila keahlian mak comblang berhasil, maka diadakan penentuan bilamana antaran/mas kawin boleh dilaksanakan.
Melamar : Yang memegang peranan penting pada acara ini adalah mak comblang. Mak comblang biasanya dari pihak pria.
Penentuan : Bila keahlian mak comblang berhasil, maka diadakan penentuan bilamana antaran/mas kawin boleh dilaksanakan.
Prosesi
Seserahan Adat Tionghoa atau Sangjit
Dalam rangkaian adat Tionghoa, Sangjit dilakukan setelah acara
lamaran. Hari dan waktu yang baik untuk melakukan Sangjit ini ditetapkan pada
saat proses lamaran tersebut. Dalam prakteknya, Sangjit sering ditiadakan atau
digabung dengan lamaran. Namun sayang rasanya meniadakan prosesi yang satu ini,
karena makna yang terkandung di dalamnya sebenarnya sangat indah.“Secara
harfiah, Sangjit dalam bahasa Indonesia berarti proses seserahan. Atau proses
kelanjutan lamaran dari pihak mempelai pria dengan membawa persembahan ke pihak
mempelai wanita,” jelas Anthony S. dari Anthony S. Musical Connections.
Prosesi ini biasanya dihadiri rombongan pria yang terdiri dari
keluarga inti dan keluarga besar (saudara dari orang tua, sepupu) atau
teman-teman dekat jika dibutuhkan,” ungkap Henry dari Wine Wedding Planner.
Sangjit biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi
pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 11.00 sampai dengan 13.00 WIB
dilanjutkan dengan makan siang.
Tata Caranya
Tata Caranya
Wakil keluarga wanita beserta para penerima seserahan (biasanya
anggota keluarga yang telah menikah) menunggu di depan pintu rumah.Dipimpin
oleh anggota keluarga yang dituakan, rombongan pria pun datang membawa
seserahan ke rumah si wanita. Rombongan ini terdiri dari: wakil keluarga serta
para gadis/pemuda yang belum menikah pembawa nampan seserahan. Oh iya, di
beberapa adat orang tua pria tidak ikut dalam prosesi ini. Seserahan diberikan
1 per 1 secara berurutan, mulai dari seserahan untuk ke-2 orang tua mempelai
wanita, lalu untuk mempelai wanita, dan seterusnya.
Barang seserahan yang sudah diterima oleh pihak mempelai wanita
dibawa ke dalam kamar untuk diambil sebagian. (lihat paragraf berikut)
Dilanjutkan dengan ramah tamah.
Dilanjutkan dengan ramah tamah.
Pada akhir kunjungan, barang-barang seserahan yang telah diambil
sebagian diserahkan kembali pada para pembawa seserahan. Dan sebagai
balasannya, keluarga wanita pun memberikan seserahan pada keluarga pria berupa
manisan (seperti permen/coklat) dan berbagai keperluan pria (baju, baju dalam,
sapu tangan. Wakil keluarga wanita juga memberikan ang pao ke tiap-tiap pembawa
seserahan yang biasanya terdiri dari para gadis/pemuda yang belum menikah tersebut
(ang pao diberikan dengan harapan agar enteng jodoh). Jumlahnya variatif,
biasanya sekitar Rp. 20.000 – Rp. 50.000.
Barang-barang seserahan Sangjit
Barang-barang seserahan Sangjit
Sebelum keluarga calon pengantin pria memutuskan barang apa yang
akan dibawa, sebaiknya didiskusikan bersama keluarga si wanita terlebih dahulu.
Barang-barang ini tentu saja memiliki makna simbolis yang juga disesuaikan
dengan kondisi ekonomi mempelai pria. Setelah ditentukan, barang-barang
tersebut diletakkan dalam nampan-nampan yang berjumlah genap, biasanya maksimal
berjumlah 12 nampan.
Hal yang menarik saat acara ini adalah bahwa sebagian besar
barang-barang seserahan ini sebaiknya sebagian dikembalikan lagi pada keluarga
pengantin pria. Karena, bila keluarga wanita mengambil seluruh barang yang ada,
artinya mereka menyerahkan pengantin wanita sepenuhnya pada keluarga pria dan
tak akan ada hubungan lagi antara si pengantin wanita dan keluarganya. Namun
bila keluarga wanita mengembalikan separuh dari barang-barang tersebut ke pihak
pria artinya keluarga wanita masih bisa turut campur dalam keluarga pengantin.
Barang-barang seserahan biasanya terdiri dari :
Barang-barang seserahan biasanya terdiri dari :
Alat-alat kecantikan dan perhiasan untuk mempelai wanita (kadang-kadang
juga sepatu untuk hari H) Pakaian/kain untuk mempelai wanita. Maksudnya adalah
segala keperluan sandang si gadis akan dipenuhi oleh si pria.Uang susu (ang
pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Pihak mempelai wanita
biasanya hanya mengambil uang susu, sedangkan untuk uang pesta hanya diambil
jumlah belakangnya saja, sisanya dikembalikan. Contoh uang pesta sebesar: Rp.
1.680.000,- namun yang diambil hanya Rp. 80.000,- Apabila keluarga wanita
mengambil seluruh uang pesta, artinya pesta pernikahan tersebut dibiayai
keluarga wanita.
Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah (apel, jeruk, pear atau buah yang manis lainnya sebagai lambang kedamaian, kesejahteraan dan rejeki). Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya, sisanya dikembalikan.
Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah (apel, jeruk, pear atau buah yang manis lainnya sebagai lambang kedamaian, kesejahteraan dan rejeki). Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya, sisanya dikembalikan.
2 pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah,
sebagai simbol perlindungan untuk menghalau pengaruh negatif. Lilin motif naga
dan burung hong lebih disukai. Pihak mempelai wanita mengambil 1 pasang saja. Sepasang
kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6
kaleng kacang polong. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya. Satu nampan
berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong, sebagai lambang
kelimpahan dan keberuntungan. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnyan. Satu
nampan berisikan dua botol arak atau sampanye. Pihak mempelai wanita mengambil
semuanya, dan ditukar dengan dua botol sirup merah dan dikembalikan ke pihak
mempelai pria.
Seniman kain dan pakar batik Obin ternyata juga seorang tokoh yang
sangat concern dan mendalami adat istiadat Tionghoa. Selain barang-barang di
atas, menurutnya proses Sangjit ini bisa juga ditambah dengan Kue satu, terbuat
dari kacang hijau yang dijual satu-satu, artinya dua kebahagiaan menjadi satu.Kaca,
artinya berkaca pada diri sendiri, self conscious-morality.
Uang-uangan dari emas yang di-emboss kata ‘fuk’, yang dalam bahasa Indonesia berarti hoki/untung.
Uang-uangan dari emas yang di-emboss kata ‘fuk’, yang dalam bahasa Indonesia berarti hoki/untung.
Dua bundel pita berupa huruf Cina yang berarti double happiness,
artinya agar happy sampai tua nanti.
Buah-buahan
Buah atep yang disepuh merah, artinya agar tetap langgeng sampai kapan pun.
Buah ceremai, artinya agar rumah tangganya rame, happy, banyak sahabat dan keturunan.
Buah leket, artinya agar nempel dan lengket sampai kapan pun.
Buah atapson dari Kalimantan yang tumbuh di atas atap. Kalau sudah mulai muntah, mual-mual dikasih buah ini untuk memancing kehamilan.
Buah pala, tumbuh tegak lurus dimana pun dia ditanam, artinya kalau lurus, baik-baik saja maka dimana pun dia berada tetap tidak berubah.
Tunangan : Pada saat pertunangan ini, kedua keluarga saling
memperkenalkan diri dengan panggilan masing-masing, seperti yang telah
diuraikan pada Jelajah No. 3.
Buah atep yang disepuh merah, artinya agar tetap langgeng sampai kapan pun.
Buah ceremai, artinya agar rumah tangganya rame, happy, banyak sahabat dan keturunan.
Buah leket, artinya agar nempel dan lengket sampai kapan pun.
Buah atapson dari Kalimantan yang tumbuh di atas atap. Kalau sudah mulai muntah, mual-mual dikasih buah ini untuk memancing kehamilan.
Buah pala, tumbuh tegak lurus dimana pun dia ditanam, artinya kalau lurus, baik-baik saja maka dimana pun dia berada tetap tidak berubah.
Tunangan : Pada saat pertunangan ini, kedua keluarga saling
memperkenalkan diri dengan panggilan masing-masing, seperti yang telah
diuraikan pada Jelajah No. 3.
Penentuan Hari Baik, Bulan Baik : Suku Tionghoa percaya bahwa dalam
setiap melaksanakan suatu upacara, harus dilihat hari dan bulannya.
Apabila jam, hari dan bulan pernikahan kurang tepat akan dapat
mencelakakan kelanggengan pernikahan mereka. Oleh karena itu harus
dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda
yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan
bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang
purnama.
B. Upacara pernikahan :
setiap melaksanakan suatu upacara, harus dilihat hari dan bulannya.
Apabila jam, hari dan bulan pernikahan kurang tepat akan dapat
mencelakakan kelanggengan pernikahan mereka. Oleh karena itu harus
dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda
yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan
bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang
purnama.
B. Upacara pernikahan :
3 - 7 hari menjelang hari pernikahan diadakan "memajang"
keluarga
mempelai pria dan famili dekat, mereka berkunjung ke keluarga mempelai
wanita. Mereka membawa beberapa perangkat untuk meng-hias kamar
pengantin. Hamparan sprei harus dilakukan oleh keluarga pria yang masih
lengkap (hidup) dan bahagia. Di atas tempat tidur diletakkan mas kawin.
Ada upacara makan-makan. Calon mempelai pria dilarang menemui calon
mempelai wanita sampai hari H
mempelai pria dan famili dekat, mereka berkunjung ke keluarga mempelai
wanita. Mereka membawa beberapa perangkat untuk meng-hias kamar
pengantin. Hamparan sprei harus dilakukan oleh keluarga pria yang masih
lengkap (hidup) dan bahagia. Di atas tempat tidur diletakkan mas kawin.
Ada upacara makan-makan. Calon mempelai pria dilarang menemui calon
mempelai wanita sampai hari H
Malam dimana esok akan diadakan upacara pernikahan, ada upacara
"Liauw
Tiaa". Upacara ini biasanya dilakukan hanya untuk mengundang teman-teman
calon kedua mempelai. Tetapi adakalanya diadakan pesta besar-besaran
sampai jauh malam. Pesta ini diadakan di rumah mempelai wanita. Pada
malam ini, calon mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman
putrinya. Malam ini juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria
melihat-lihat calonnya (mencari pacar).
C. Upacara Sembahyang Tuhan ("Cio Tao")
Tiaa". Upacara ini biasanya dilakukan hanya untuk mengundang teman-teman
calon kedua mempelai. Tetapi adakalanya diadakan pesta besar-besaran
sampai jauh malam. Pesta ini diadakan di rumah mempelai wanita. Pada
malam ini, calon mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman
putrinya. Malam ini juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria
melihat-lihat calonnya (mencari pacar).
C. Upacara Sembahyang Tuhan ("Cio Tao")
Di pagi hari pada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun,
adakalanya upacara Sembahyang Tuhan ini diadakan pada tengah malam
menjelang pernikahan.
Upacara Cio Tao ini terdiri dari :
. Penghormatan kepada Tuhan
. Penghormatan kepada Alam
. Penghormatan kepada Leluhur
. Penghormatan kepada Orang tua
. Penghormatan kepada kedua mempelai.
adakalanya upacara Sembahyang Tuhan ini diadakan pada tengah malam
menjelang pernikahan.
Upacara Cio Tao ini terdiri dari :
. Penghormatan kepada Tuhan
. Penghormatan kepada Alam
. Penghormatan kepada Leluhur
. Penghormatan kepada Orang tua
. Penghormatan kepada kedua mempelai.
Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7
macam
buah, a.l. Srikaya, lambang kekayaan.
Di bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang
melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis
tengah ?2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan,
sumpit, dll. yang semuanya itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang
umur dan setia.
buah, a.l. Srikaya, lambang kekayaan.
Di bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang
melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis
tengah ?2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan,
sumpit, dll. yang semuanya itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang
umur dan setia.
Kedua mempelai memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut
baju
"Pao". Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan
kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta
bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.
"Pao". Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan
kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta
bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.
D.
Ke Kelenteng
Sesudah upacara di rumah, dilanjutkan ke Klenteng. Di sini upacara
penghormatan kepada Tuhan Allah dan para leluhur.
E. Penghormatan Orang tua dan Keluarga
penghormatan kepada Tuhan Allah dan para leluhur.
E. Penghormatan Orang tua dan Keluarga
Kembali ke rumah diadakan penghormatan kepada kedua orang tua,
keluarga,
kerabat dekat. Setiap penghormatan harus dibalas dengan "ang pauw" baik
berupa uang maupun emas, permata. Penghormatan dapat lama, bersujud dan
bangun. Dapat juga sebentar, dengan disambut oleh yang dihormati.
F. Upacara Pesta Pernikahan
kerabat dekat. Setiap penghormatan harus dibalas dengan "ang pauw" baik
berupa uang maupun emas, permata. Penghormatan dapat lama, bersujud dan
bangun. Dapat juga sebentar, dengan disambut oleh yang dihormati.
F. Upacara Pesta Pernikahan
Selesai upacara penghormatan, pakaian kebesaran ditukar dengan
pakaian
"ala barat". Pesta pernikahan di hotel atau tempat lain.
Usai pesta, ada upacara pengenalan mempelai pria ( Kiangsay ).
Mengundang kiangsay untuk makan malam, karena saat itu mempelai pria
masih belum boleh menginap di rumah mempelai wanita.
G. Upacara sesudah pernikahan
"ala barat". Pesta pernikahan di hotel atau tempat lain.
Usai pesta, ada upacara pengenalan mempelai pria ( Kiangsay ).
Mengundang kiangsay untuk makan malam, karena saat itu mempelai pria
masih belum boleh menginap di rumah mempelai wanita.
G. Upacara sesudah pernikahan
Tiga hari sesudah menikah diadakan upacara yang terdiri dari :
Teh Pai
teh pai adalah setelah acara pernikahan dimana seluruh sanak
keluarga dari keluarga suami maupun istri memberikan hadiah sebagai
dasar pembangunan keluarga yang menikah, dimana dalam Teh pai ini
pihak tertua biasanya memberikan petuah kepada orang akan menikah, dalam membina rumah tangga mereka.
Teh Pai
teh pai adalah setelah acara pernikahan dimana seluruh sanak
keluarga dari keluarga suami maupun istri memberikan hadiah sebagai
dasar pembangunan keluarga yang menikah, dimana dalam Teh pai ini
pihak tertua biasanya memberikan petuah kepada orang akan menikah, dalam membina rumah tangga mereka.
Selesai memberi petuah mereka memberikan hadiah biasanya berbentuk
perhiasan, uang, alat kebutuhan rumah tangga sebagai tanda membantu perekonomian keluarga mereka.
perhiasan, uang, alat kebutuhan rumah tangga sebagai tanda membantu perekonomian keluarga mereka.
tiga hari sesudah menikah diadakan upacara yang terdiri dari :
1. Cia Kiangsay
2. Cia Ce'em
1. Cia Kiangsay
2. Cia Ce'em
Pada upacara menjamu mempelai pria ("Cia Kiangsay")
intinya adalah
memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita.
Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Sedangkan "Cia Ce'em" di rumah mempelai pria, memperkenalkan seluruh
keluarga besar mempelai wanita.
Tujuh hari sesudah menikah diadakan upacara kunjungan ke rumah-rumah
famili yang ada orang tuanya. Mempelai wanita memakai pakaian adat Cina
yang lebih sederhana.
memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita.
Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Sedangkan "Cia Ce'em" di rumah mempelai pria, memperkenalkan seluruh
keluarga besar mempelai wanita.
Tujuh hari sesudah menikah diadakan upacara kunjungan ke rumah-rumah
famili yang ada orang tuanya. Mempelai wanita memakai pakaian adat Cina
yang lebih sederhana.
PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN
Ada beberapa pengaruh dari adat lain atau setempat, seperti :
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.
Pengaruh agama, jelas terlihat perkembangannya :
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja. Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang upacara yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.Sebagai suatu pranata adat yang tumbuh dan mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang terlibat di dalamnya, sasaran pelaksanaan adat
pernikahan Tionghoa mengalami masa transisi. Hal ini ditandai dengan
terpisahnya masyarakat dari adat pernikahan tersebut melalui pergeseran
motif baik ke arah positif maupun negatif dan konflik dalam keluarga.
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja. Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang upacara yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.Sebagai suatu pranata adat yang tumbuh dan mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang terlibat di dalamnya, sasaran pelaksanaan adat
pernikahan Tionghoa mengalami masa transisi. Hal ini ditandai dengan
terpisahnya masyarakat dari adat pernikahan tersebut melalui pergeseran
motif baik ke arah positif maupun negatif dan konflik dalam keluarga.
Dewasa ini masyarakat Tionghoa lebih mementingkan kepraktisan
ketimbang
upacara adat. Hampir semua peraturan yang diadatkan telah dilanggar.
Kebanyakan upacara pernikahan berdasarkan dari agama yang dianut.
PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN
upacara adat. Hampir semua peraturan yang diadatkan telah dilanggar.
Kebanyakan upacara pernikahan berdasarkan dari agama yang dianut.
PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN
Ada beberapa pengaruh dari adat lain atau setempat, seperti :
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.
Mengusir setan atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang
ditabur menjelang mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian
juga dengan pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.
Pengaruh agama, jelas terlihat perkembangannya :
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.
Sekalipun upacara Sembahyang Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah,
tetapi untuk yang beragama kr****n tetap ke Gereja dan upacara di
Gereja. Perubahan makin tampak jelas, upacara di Kelenteng diganti
dengan di gereja Pengaruh pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan
upacara.
Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang
upacara
yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.
yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.
Menyajikan
Teh pada Upacara Pernikahan
Teh banyak digunakan pada perayaan-perayaan masyarakat Tionghoa, termasuk acara pernikahan, karena merupakan minuman rakyat dan menyajikan teh merupakan sebuah bentuk tanda hormat.
Biji bunga teratai yang biasanya digunakan dalam teh pada acara pernikahan memiliki maksud. Kata "teratai" dengan "tahun" memiliki bunyi yang hampir sama, meskipun artinya berbeda, sehingga orang Tionghoa percaya bahwa menaruh benda-benda itu pada teh akan membantu pasangan yang baru menikah untuk melahirkan banyak anak, sehingga orang tua kedua mempelai akan memiliki banyak cucu.
Biji teratai / Lian Zi diibaratkan sebagai Nian Zi, atau secara lengkap adalah Nian Nian You Zi, yang dapat diartikan setiap tahun memiliki anak.
Apabila terdapat tunas yang telah muncul pada biji teratai tersebut, maka jangan lupa untuk menghilangkannya karena tunas tersebut memiliki rasa yang pahit.
Menyajikan teh dengan memegang alas cangkir teh memakai kedua belah tangan adalah sebuah bentuk penghormatan.
Saat menyajikan teh, pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pengantin pria. Secara mudahnya adalah pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pundak kanan pengantin pria.
Contohnya adalah ketika mempersembahkan teh ke orang tua pengantin pria, maka pengantin wanita berlutut di depan ayah pengantin pria, dan pengantin pria berlutut di hadapan ibunya.
Disamping menyajikan teh kepada orang tua, mereka juga menyajikan teh kepada yang lebih tinggi tingkatannya dan yang lebih tua dengan menyebutkan tingkatan, misalnya paman pertama, bibi ketiga, kakak kedua, dan sebagainya.
Penyajian teh dilakukan secara berurutan dari anggota keluarga yang tertinggi tingkatannya.
Contoh urutannya adalah kakek dan nenek dari ayah pengantin pria, lalu kakek dan nenek dari ibu pengantin pria, orang tua pengantin pria, setelah itu kakak.
Pengantin pria dan wanita akan berlutut, sedangkan yang mendapat penghormatan akan duduk, jika tingkatan dari yang mendapat penghormatan lebih tinggi, seperti kakek, ayah, atau paman.
Sedangkan jika yang mendapat penghormatan tidak lebih tinggi tingkatannya, namun tentunya harus lebih tua, seperti kakak, maka pengantin pria dan wanita tidak perlu berlutut.
Sebagai balasan, pasangan itu akan menerima Hong Bao / Angpao yang berisi uang atau perhiasan.
Teh banyak digunakan pada perayaan-perayaan masyarakat Tionghoa, termasuk acara pernikahan, karena merupakan minuman rakyat dan menyajikan teh merupakan sebuah bentuk tanda hormat.
Biji bunga teratai yang biasanya digunakan dalam teh pada acara pernikahan memiliki maksud. Kata "teratai" dengan "tahun" memiliki bunyi yang hampir sama, meskipun artinya berbeda, sehingga orang Tionghoa percaya bahwa menaruh benda-benda itu pada teh akan membantu pasangan yang baru menikah untuk melahirkan banyak anak, sehingga orang tua kedua mempelai akan memiliki banyak cucu.
Biji teratai / Lian Zi diibaratkan sebagai Nian Zi, atau secara lengkap adalah Nian Nian You Zi, yang dapat diartikan setiap tahun memiliki anak.
Apabila terdapat tunas yang telah muncul pada biji teratai tersebut, maka jangan lupa untuk menghilangkannya karena tunas tersebut memiliki rasa yang pahit.
Menyajikan teh dengan memegang alas cangkir teh memakai kedua belah tangan adalah sebuah bentuk penghormatan.
Saat menyajikan teh, pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pengantin pria. Secara mudahnya adalah pengantin wanita berada di sebelah kanan dari pundak kanan pengantin pria.
Contohnya adalah ketika mempersembahkan teh ke orang tua pengantin pria, maka pengantin wanita berlutut di depan ayah pengantin pria, dan pengantin pria berlutut di hadapan ibunya.
Disamping menyajikan teh kepada orang tua, mereka juga menyajikan teh kepada yang lebih tinggi tingkatannya dan yang lebih tua dengan menyebutkan tingkatan, misalnya paman pertama, bibi ketiga, kakak kedua, dan sebagainya.
Penyajian teh dilakukan secara berurutan dari anggota keluarga yang tertinggi tingkatannya.
Contoh urutannya adalah kakek dan nenek dari ayah pengantin pria, lalu kakek dan nenek dari ibu pengantin pria, orang tua pengantin pria, setelah itu kakak.
Pengantin pria dan wanita akan berlutut, sedangkan yang mendapat penghormatan akan duduk, jika tingkatan dari yang mendapat penghormatan lebih tinggi, seperti kakek, ayah, atau paman.
Sedangkan jika yang mendapat penghormatan tidak lebih tinggi tingkatannya, namun tentunya harus lebih tua, seperti kakak, maka pengantin pria dan wanita tidak perlu berlutut.
Sebagai balasan, pasangan itu akan menerima Hong Bao / Angpao yang berisi uang atau perhiasan.
http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=1300235&start=0&
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
Upacara amal perkawinan tradisional
Kelahiran
Sewaktu Mengandung
Berbagai bentuk adat resam dan pantang larang diamalkan oleh wanita masyarakat Cina semasa mengandung dan juga selepas bersalin untuk memastikan bayi yang bakal lahir itu tidak ditimpa kejadian buruk seperti keguguran, kecacatan atau kematian. Wanita-wanita masyarakat Cina yang mengandung sentiasa diberikan kawalan ketat di dalam setiap tindak-tanduk dan kegiatan seharian mereka. Dalam masyarakat Cina ibu mertua bertanggungjawab menjaga wanita mengandung dan bukannya suami. Masyarakat Cina juga amat mementingkan anak lelaki. Ini kerana anak lelaki boleh melanjutkan keturunan mereka melalui pewarisan nama nenek moyang. Anak perempuan hanya menjadi milik ibu bapa buat sementara waktu sahaja dan apabila berkahwin, mereka dianggap menjadi milik keluarga suaminya.
Pantang Larang
Terdapat banyak pantang larang yang perlu
dipatuhi semasa mengandung dan diantaranya ialah tidak dibenarkan melakukan
kerja-kerja seperti memaku kerana dikhuatiri bayi yang lahir akan mengalami
kecacatan. Wanita hamil juga perlu mengawal tingkah laku seperti tidak
mengeluarkan kata-kata kesat dan dilarang memukul binatang. Ini bertujuan
menghindari bayi dari terkena badi. Mereka juga digalakkan bekerja supaya mudah
bersalin. Sebarang konflik atau perselisihan perlu dihindari supaya kandungan
tidak mengalami sebarang gangguan. Memberi nama kepada bayi yang belum lahir
semasa mengandung juga adalah antara pantang larang dalam masyarakat Cina. Ini
adalah untuk mengelakkan perasaan kecewa bila harapan tidak tercapai. Selain
itu wanita hamil tersebut tidak digalakkan terlalu kerap menggosok perut mereka
kerana bayi yang lahir kelak akan mempunyai sifat yang manja.
Dari segi penjagaan makanan, wanita yang hamil
dilarang sama sekali makan makanan yang �tajam� seperti nenas dan mangga serta tidak
digalakkan makan banyak kerana ditakuti bayi akan menjadi besar dan ini akan
membuatkan ibu sukar untuk bersalin. Untuk menentukan samada kandungan itu
lelaki atau perempuan, maka masyarakat Cina melihat bentuk perut wanita yang
hamil, terutama apabila kandungan berusia empat bulan ke atas. Jika perut ibu
agak bulat, bayi yang dikandung adalah perempuan dan sebaliknya lelaki jika
perut kelihatan tajam.
selepas Lahir
Adat-adat berikut diamalkan oleh masyarakat
Cina selepas melahirkan bayi.
Berpantang
Wanita-wanita Cina yang baru melahirkan anak
terpaksa berpantang selama empat puluh hari hari. Ibu tidak dibenarkan mandi
air sejuk kerana dibimbangi masuk angin. Pusat bayi yang baru dilahirkan diikat
dan dililit dengan sehelai kain pada perutnya. Ini bertujuan untuk mengelakkan
perut bayi dimasuki angin dan untuk mengeringkan tali pusat. Pusat bayi yang
tenggelam ke dalam adalah petanda bagi masyarakat Cina. Anak tersebut
dipercayai akan menjalani kehidupan yang senang pada masa depan. Manakala pusat
yang tersembul dikaitkan dengan hidup yang kurang baik. Bayi yang baru lahir
selalu diperhatikan bentuk fizikalnya oleh orang-orang tua. Mereka akan
mengaitkan telinga yang lebar dan tebal sebagai bakal menjalani kehidupan yang
kaya. Masyarakat Cina mempercayai sekiranya terdapat lebih daripada satu pusar
di atas kepala, bayi akan menjadi nakal dan tidak mendengar kata.
Dari segi pemakanan, masyarakat Cina
menggunakan sejenis arak yang dibuat daripada beras yang diperam dalam masakan
mereka. Arak tersebut dimasukkan bersama-sama ayam, halia dan lada, kemudiannya
digoreng. Masakan panas dan pedas ini dipercayai dapat mengeluarkan angin
daripada badan wanita yang bersalin disamping menguatkan semula tenaga.
Kenduri
Seperti masyarakat Melayu, masyarakat Cina juga
turut mengadakan kenduri yaitu apabila bayi mencapai umur sebulan. Kuih khas
yang berbentuk bulat berwarna merah dan kuning yang berintikan kacang dan tau
su serta telur yang diwarnai merah kemudiannya diberikan kepada saudara-mara
yang terdekat. Mereka yang mendapat kuih dan telur ini akan membalasnya dengan
membawa hadiah berupa pakaian bayi dan pati ayam untuk ibu-ibu.
Mencukur Rambut
Seperti masyarakat Melayu, masyarakat Cina juga
mengamalkan adat mencukur rambut Mereka mencukur rambut bayi kerana beranggapan
rambut bayi yang dilahirkan adalah rambut sementara. Rambut yang tumbuh semasa
dalam kandungan perlu dicukur untuk menumbuhi rambut baru. Adat ini sebagai
pengiktirafan terhadap kelahiran orang baru ke dalam masyarakat.
Memberi Nama
Nama orang Cina terdiri dari 3 perkataan yang
dimulai dengan nama keluarga. Patah kata kedua mewakili nama segenerasi di
kalangan adik-beradik dan sanak-saudara. Nama ketiga pula merupakan nama bagi
panggilan diri sendiri. Sistem nama yang baik perlu mengambil kira makna ,
unsur Yin dan Yang serta dibuat mengikut perhitungan matematik Cina. Terdapat
lima aspek penting yang perlu diberi perhatian dalam memberi nama bayi yang
baru lahir. Nama yang diberi haruslah mengandungi maksud yang baik seperti
lambang kekayaan, kemewahan dan kesejahteraan.
Bunyi nama mestilah sedap didengar.Nama
mestilah dibuat berdasarkan kiraan matematik iaitu angka yang terhasil tidak
bertentangan dan seelok-eloknya sepadan. Nama yang diberikan patut mempunyai
timbangan unsur Yin dan Yang yang sama berat. Nama mestilah mempunyai lima
unsur iaitu emas, air, api, tanah dan kayu serta saling melengkapi. Oleh yang
demikian, nama seseorang bayi harus disusun secara seimbang yang mengandungi
unsur Yin dan Yang. Kegagalan memberikan nama yang baik juga akan mempengaruhi
perjalanan hidup seseorang, samada akan ditimpa kecelakaan atau mendapat
kesejahteraan.
Kerumitan orang Cina memilih nama yang sesuai
untuk seseorang bayi kadangkala menyebabkan mereka mengambil masa yang agak
lama, khususnya bagi mereka yang masih terikat dengan adat yang terpaksa
merujuk kepada kitab-kitab tertentu.
Meninggal
Pengenalan
Masyarakat Cina begitu berpegang teguh kepada adat resam yang berkaitan dengan soal-soal kematian. Setiap adat yang dijalankan mempunyai maksud yang tersendiri. Berikut adalah penerangan mengenai adat resam masyarakat Cina berkaitan kematian.
Semasa Meninggal
Apabila berlaku kematian, mayat akan dibersihkan dan dimandikan sebagai memberi penghormatan terakhir kepada si mati. Setelah dimandikan mayat disapu dengan minyak wangi dan disolek. Ia bertujuan untuk mengharumkan si mati terutama apabila berada di alam akhirat. Kemudiannya mayat tersebut dipakaikan dengan pakaian yang cantik. Lazimnya pakaian tersebut adalah pakaian yang dipakai ketika hari perkahwinan.Oleh itu adalah menjadi kewajipan masyarakat Cina menyimpan pakaian perkahwinan untuk dipakai sewaktu meninggal dunia. Si mati turut dipakaikan dengan aksesori yang lain terutamanya wanita. Kemudian mayat akan dimasukkan ke dalam keranda yang diperbuat daripada kayu yang diukir menarik. Bagi yang kaya, keranda diukir dengan bersalutkan logam. Ini adalah untuk menunjukkan kedudukan seseorang semasa hidupnya.
Masyarakat Cina begitu berpegang teguh kepada adat resam yang berkaitan dengan soal-soal kematian. Setiap adat yang dijalankan mempunyai maksud yang tersendiri. Berikut adalah penerangan mengenai adat resam masyarakat Cina berkaitan kematian.
Semasa Meninggal
Apabila berlaku kematian, mayat akan dibersihkan dan dimandikan sebagai memberi penghormatan terakhir kepada si mati. Setelah dimandikan mayat disapu dengan minyak wangi dan disolek. Ia bertujuan untuk mengharumkan si mati terutama apabila berada di alam akhirat. Kemudiannya mayat tersebut dipakaikan dengan pakaian yang cantik. Lazimnya pakaian tersebut adalah pakaian yang dipakai ketika hari perkahwinan.Oleh itu adalah menjadi kewajipan masyarakat Cina menyimpan pakaian perkahwinan untuk dipakai sewaktu meninggal dunia. Si mati turut dipakaikan dengan aksesori yang lain terutamanya wanita. Kemudian mayat akan dimasukkan ke dalam keranda yang diperbuat daripada kayu yang diukir menarik. Bagi yang kaya, keranda diukir dengan bersalutkan logam. Ini adalah untuk menunjukkan kedudukan seseorang semasa hidupnya.
|
Penghormatan
terakhir kepada si mati
|
Apabila
berlaku kematian, ahli keluarga, saudara-mara dan sahabat handai dikehendaki
menangis atau meratapi pemergian si mati. Tangisan ini perlu dilakukan dengan
kuat apabila si mati diletakkan di ruang tamu sehinggalah diusung ke kawasan
perkuburan ditanam. Lazimnya tangisan yang dilakukan perlu diselitkan dengan
kata-kata yang menunjukkan si mati telah membuat jasa. Tangisan ,mengungkit
keburukan si mati dilarang sama sekali. Jika ini berlaku, roh si mati tidak
akan tenteram dan si mati akan tersiksa. Ada juga segelintir masyarakat Cina
yang melupuskan hutang piutang si mati dengan alasan untuk mententeramkan si
mati agar tidak disoal di alam akhirat kelak. Tangisan ahli keluarga terutama
ibu bapa atau saudara yang lebih tua lebih baik dan ini digalakkan dalam
masyarakat Cina. Selain itu masyarakat Cina juga akan mengupah lebih ramai
untuk menangisi si mati. Tangisan yang kuat terutama dalam perjalanan menuju ke
kawasan perkuburan amat digalakkan. Tangisan ini seolah-olah menggambarkan
kesedihan keluarga dan sahabat handai terhadap kematian itu. Tangisan akan
berlanjutan sehingga mayat dikebumikan.
Seterusnya mayat akan dibawa ke jirat atau tanah perkuburan untuk dikebumikan. Pada zaman dahulu masyarakat Cina mengusung mayat dengan menggunakan pengusung yang diperbuat daripada kayu yang diukir menarik . lazimnya ukiran tersebut mengikut status si mati. Sekiranya si mati daripada golongan berada, ukiran lebih halus dan menarik berbanding golongan biasa. Namun pada zaman sekarang mayat yang telah diletakkan ke dalam keranda akan dimasukkan ke dalam lori kecil yang dikhaskan untuk menghantar mayat ke tanah perkuburan.
Seterusnya mayat akan dibawa ke jirat atau tanah perkuburan untuk dikebumikan. Pada zaman dahulu masyarakat Cina mengusung mayat dengan menggunakan pengusung yang diperbuat daripada kayu yang diukir menarik . lazimnya ukiran tersebut mengikut status si mati. Sekiranya si mati daripada golongan berada, ukiran lebih halus dan menarik berbanding golongan biasa. Namun pada zaman sekarang mayat yang telah diletakkan ke dalam keranda akan dimasukkan ke dalam lori kecil yang dikhaskan untuk menghantar mayat ke tanah perkuburan.
|
|
Penghormatan terakhir
|
Mayat diarak ke jirat
|
|
|
Ahli keluarga berarak ke jirat
|
Keranda dibawa dengan van
|
Semasa
mengiring mayat dari rumah ke kawasan perkuburan, pelbagai jenis lagu akan
mengiringinya. Lagu tersebut adalah berbentuk agama atau lagu-lagu tradisional
masyarakat Cina sebagai lambang kesedihan atau takziah. Tidak kurang juga
mereka mendendangkan lagu kegemaran si mati ketika hidup. Lazimnya pemuzik
tersebut ditempah khas untuk mengiringi jenazah. Iringan muzik akan bermula
dari rumah sehinggalah mayat dikebumikan. Biasanya iringan muzik tidak akan
berhenti-henti supaya si mati dapat dihiburkan sehingga berada di alam akhirat.Lazimnya
pada hari tersebut, ahli keluarga si mati akan memakai baju berwarna hitam.
Warna lain tidak digalakkan, apatah lagi warna merah yang dikatakan mempersenda
si mati dan keluarganya.
Baju yang berbunga juga dilarang dalam upacara kematian tersebut. Pakaian ahli
keluarga si mati adalah seperti jubah hitam yang lengkap dengan topi. Kemudian
mereka akan memakai baju jejaring yang diperbuat daripada jut atau sabut. Baju
ini dipakai di bahagian luar baju hitam. Ketika mayat diusung dengan
menggunakan lori khas, beberapa kertas yang disalut logam akan dicampak
sepanjang sepanjang perjalanan. Mengikut kepercayaan masyarakat Cina cara ini
adalah untuk memastikan roh boleh berjalan pulang ke rumah berpandukan kertas tersebut.
Semasa Pengebumian
Mayat akan dimasukkan ke dalam liang lahad yang sedia digali dan lubang tersebut haruslah besar supaya boleh memuatkan keranda. Bagi masyarakat Cina tradisional, mereka memasukkan pelbagai jenis harta milik si mati. Oleh itu liang lahad perlu besar untuk menampung harta milik si mati. Ini adalah penting untuk menunjukkan darjat si mati ketika di dunia dan diketahui oleh orang lain di akhirat kelak. Kini amalan tersebut telah berkurangan kerana telah banyak kejadian menggali lubang kubur dilaporkan sehingga amalan tersebut tidak dilakukan lagi. Hanya kertas yang bercop bentuk duit sahaja digunakan bagi mengelak kejadian mengorek lubang kubur oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.
Mayat akan dimasukkan ke dalam liang lahad yang sedia digali dan lubang tersebut haruslah besar supaya boleh memuatkan keranda. Bagi masyarakat Cina tradisional, mereka memasukkan pelbagai jenis harta milik si mati. Oleh itu liang lahad perlu besar untuk menampung harta milik si mati. Ini adalah penting untuk menunjukkan darjat si mati ketika di dunia dan diketahui oleh orang lain di akhirat kelak. Kini amalan tersebut telah berkurangan kerana telah banyak kejadian menggali lubang kubur dilaporkan sehingga amalan tersebut tidak dilakukan lagi. Hanya kertas yang bercop bentuk duit sahaja digunakan bagi mengelak kejadian mengorek lubang kubur oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.
|
Upacara pengebumian
|
Bagi
masyarakat Cina Kawasan perkuburan yang strategik memainkan peranan penting
kerana menjadi lambang kebahagiaan yang bakal dikecapi apabila seseorang telah
meninggal dunia. Kawasan perkuburan yang terletak di kawasan yang tinggi adalah
lebih baik jika dibandingkan dengan tanah yang rata. Kebanyakan tanah
perkuburan terletak di kawasan yang berhampiran jalan raya. Mengikut
kepercayaan masyarakat Cina, kawasan seperti itu akan memudahkan roh si mati
menemui jalan pulang.
|
Upacara pengebumian |
Selain
itu tanah perkuburan juga dihias dengan menarik. Terdapat beberapa hiasan yang
cantik samada daripada ukiran, warna, atau bentuk. Ukiran ini sebagai
melambangkan kekayaan si mati ketika hidup. Kubur atau jirat yang besar dan
mempunyai bentuk yang menarik menjadi lambang kemewahan. Ini bermakna si mati
layak menikmati kemewahan selepas mati seperti ketika hidup. Oleh itu tidak
hairanlah masyarakat Cina menyediakan jirat yang besar dan mewah untuk ahli
keluarga yang meninggal dunia.
Selepas Meninggal
Selepas Meninggal, ahli keluarga akan menjalani adat berkabung. Baju hitam dipakai beberapa hari sehinggalah hari perkabungan tamat. Setelah itu barulah pakaian warna lain boleh dipakai. Bagaimanapun bagi isteri yang Meninggal suami atau suami yang kematian isteri akan terus memakai baju tersebut lebih lama sebagai berkabung.
Selepas Meninggal
Selepas Meninggal, ahli keluarga akan menjalani adat berkabung. Baju hitam dipakai beberapa hari sehinggalah hari perkabungan tamat. Setelah itu barulah pakaian warna lain boleh dipakai. Bagaimanapun bagi isteri yang Meninggal suami atau suami yang kematian isteri akan terus memakai baju tersebut lebih lama sebagai berkabung.
|
|
Jirat cina biasanya dibina di kawasan
berbukit
|
|
|
|
Upacara menyembah kubur
|
|
2 komentar:
wow.. mantap informasinya.
souvenir gelas kediri
halo mas, boleh tau sumbernya dari mana? karena saya sedang tulis skripsi. terimakasih :) (kalau ada tolong kirim ke email saya raahaniar@gmail.com)
Posting Komentar